Return to Aceh: The Arrival

Sunday, June 10, 2012
Assalamu'alaikum

Nanggroe Aceh Darussalam merupakan kampung halaman papa saya. Terakhir saya ke kota Banda Aceh pada tahun 2005. 6 bulan setelah bencana Tsunami. Dan kali ini saya ke Aceh bersama suami dan papa. Setelah Tsunami itu Banda Aceh sepi, tampak seperti kota mati. Bangunan banyak yang rata dengan tanah dan pepohonan masih banyak yang tumbang. Tapi sekarang... Subhanallah... Sudah banyak yang berubah sejak tahun 2005 lalu. Banda Aceh makin berkembang, makin banyak pembangunan, makin rapih kotanya. Kedatangan saya kali ini untuk mencari inspirasi dari budaya Aceh yang terkenal dengan nuansa Islami. Selain itu peninggalan budaya sperti senjata rencong (simbol keberanian rakyat aceh) ataupun songket khas aceh bisa kita temui.

Kami tiba di kota Serambi Mekkah ini pukul 15.00.  Sesampainya di rumah saudara di daerah Pagar Air, kami diajak keliling di sekitar Masjid Raya Baiturrahman. Di sekitar Masjid terdapat beberapa toko souvenir. Mata saya tertuju pada motif Pintu Aceh yang sering menghiasi produk tas, dompet, atau kain khas aceh.



Souvenir dengan bentuk dan motif Pintu Aceh.

Tak lupa kami shalat Maghrib di Masjid kebanggaan masyarakat Aceh, Masjid Raya Baiturrahman. Saat itu langit mulai senja dan bangunan tersebut seperti berwarna kebiruan. Lampu di bagian dalam membuat masjid bercahaya. 


My Outfit:
(New) Butterfly Scarf by KIVITZ
Cardigan: unbranded
Raqia Skirt (Tosca) by KIVITZ

Wassalamu'alaikum