Hijabers Community Highlight

Saturday, March 12, 2011
Assalamu'alaikum

Bagi kamu yang ingin lebih mengenal tentang Hijabers Community (HC), ini adalah video tentang kami. Rekaman ini dibuat saat sesi foto komite Hijabers Community, 20 Februari 2011 yang lalu. Video ini dibuat oleh suami Dian Pelang, mas Tito. Okay, selamat menonton.


Wassalamu'alaikum

Let's Meet Up at Hijabers Community Launching

Assalamu'alaikum


Graphic Designer: Siti Juwariyah
Illustration: Mulky Aulia

Hijabers Community (HC) didirikan pada 27 November 2010 oleh sekitar 30 muslimah di Jakarta. HC dibentuk karena kesadaran dari komite tentang kurangnya komunitas hijab di Indonesia. Hijab yang sering terkesan kuno, sekarang berubah menjadi fashionable dan modern. Itulah alasan keberadaan kami. Kami mengundang muslimah muda untuk mengerti pentingnya memakai hijab. Karena kami paham bahwa perintah untuk menutup aurat adalah wajib. 

Sabtu besok, 19 Maret 2011, adalah moment yang dinanti banyak muslimah di Indonesia, khususnya di Jakarta. Berlokasi di Pondok Indah Lestari, jakarta Selatan. Hijabers Community akan mengadakan peluncuran komunitas yang diperuntukkan bagi muslimah berhijab. Diberikan undangan gratis bagi 300 tamu yang ingin meramaikan acara ini. Dengan syarat harus mendaftar dulu untuk mendapatkan undangan. Subhanallah, antusiasme muslimah di Indonesia sangat besar! Pendaftaran baru dibuka 2 jam, email yang sudah kami terima sudah 500. Bagi teman-teman yang tidak kebagian undangan, tolong jangan kecewa... Bukan karena kami tidak mau mengundang, namun tempatnya sangat terbatas. Terima kasih atas banyak dukungan yang diberikan. Semoga, aktivitas ini memberikan banyak manfaat dan berkah untuk kita semua. Amiin. Untuk kamu yang mendapatkan undangan, sampai ketemu disana, girls... Insya Allah :)

Wassalamu'alaikum

Hikmah Sakitku

Friday, March 11, 2011
Assalamu'alaikum

Siang itu, 22 Februari 2011, Sekitar pukul 11.30, aku dan suamiku bermaksud untuk pulang ke rumah orang tuaku di Depok. Banyak sekali barang bawaan yang kami bawa saat itu sehingga motor yang kami tumpangi pun terasa sangat penuh. Aku pun sedikit mengantuk. Tapi hal itu biasa. Belum lama perjalanan kami tempuh, baru sekitar 15 menit. Tiba-tiba ada motor dari arah berlawanan mengambil jalur kami. Motor itu pun menghindar namun si pengendara tak dapat mengelak sempurna. Footstep motornya mengenai kaki kananku yang saat itu sedang mengantuk.  Aku pun terkejut dan hanya berteriak.  Suamiku pun panik. Apalagi setelah melihat kaos kakiku yang penuh darah dan banyak orang mendekati motor kami untuk menyuruh kami menepi. Awalnya aku pikir, aku hanya lecet biasa, tapi lama kelamaan, luka itu terasa amat perih. Warga pun menyuruh kami mendatangi klinik terdekat sebelum aku dibawa ke rumah sakit besar.

Tiba di klinik, aku pun bertambah lemas. aku tak kuasa melihat kaki kananku. Aku hanya bisa memejamkan mata. Istighfar, istighfar, dan terus beristighfar. Memohon ampun atas segala kesalahan dan khilaf yang telah kuperbuat baik sengaja maupun tidak. Mungkin sampai sekarang aku pun tidak tahu bentuk lukanya seperti apa. Karena aku orang yang sangat lemah jika melihat luka. Seorang dokter langsung memberikan pertolongan pertama untukku, berupa beberapa suntikan di daerah yang luka. Aku hanya pasrah. Rasa sakit pun tidak saya pedulikan. Aku hanya terus beristighfar sambil menggenggam tangan suamiku yang begitu setia menemaniku. Alhamdulillah, ia tak mengalami luka sedikit pun. Selepas suntikan itu, lukaku diperban dan aku dirujuk ke rumah sakit besar yang terdekat untuk mengetahui kondisiku lebih detail, apakah ada yang patah atau tidak. Dan saat itu, suamiku memutuskan untuk membawaku ke Rumah Sakit Pondok Gede.

UGD menjadi tempat pertama yang kami datangi setibanya di RS Haji. Lukaku masih terasa sedikit perih. Suamiku sangat terlihat panik, terlihat dari raut wajahnya. Sampai dokter ahli bedah tulang itu datang, ia minta sang dokter untuk menanganiku secepatnya. Dipilihlah waktu ba'da maghrib untuk melakukan operasi. Sebelumnya kakiku di rontgen. Terlihat jari kelingking kaki kananku patah dan sobek. Yaa Allah...

Suamiku tak henti-hentinya membimbingku untuk selalu beristighfar, meminta ampun kepada Allah. Astaghfirullahal'adzim... Astaghfirullahal'adzim... Astaghfiruallahal'adzim... Sampailah saatnya untuk operasi. Aku pun diantar ke ruang operasi oleh suami, kakak, dan kakak iparku. Ada sedikit perasaan takut, tapi mulut dan hatiku tak henti untuk berdzikir. Hal itulah yang membuat hatiku tenang. Semoga Allah melancarkan operasiku. Oh iya, FYI, ini pertama kalinya aku masuk ruang operasi. Seperti yang aku pernah lihat di televisi. Ada lampu besar, mesin-mesin yang berbunyi, dan bau khas rumah sakit. Operasi berjalan kurang lebih 1 jam. Aku tak dibius total namun aku diberi obat tidur. Bagian yang dibius hanya bagian pinggang ke bawah. Ketika bangun, aku melihat perban di kakiku sudah rapih. Oke, selesailah operasinya. Dokter sudah memasukkan pen kecil di bagian kaki kananku. Fiuuhh... Alhamdulillah...

Hmmm... Siapa yang ingin sakit? Tentunya tidak ada yang mau. Apabila rasa sakit bisa dipilih, semua orang lebih ingin memilih rasa senang, bahagia, dan puas. Tetap Allah berkehendak lain. Rasa sakit itu ada. Dan sangat nyata. Buktinya mata ini bisa tiba-tiba menitikkan air mata dan leher menegang menahan sakit. Tiba-tiba saja bertanya-tanya kepada Allah mengapa harus diri ini yang merasakan sakit. Tiba-tiba saja mulut bisa memaki hingga mengutuk keadaan. Na'udzubillahimindzalik.

Aku hanya bisa pasrah. Aku hanya bisa berdoa memohon kesembuhan kepada Yang Maha Penyembuh. Dan nyatanya sikap ini membuahkan hasil. Dari kejadian ini, diri ini belajar. Betapa rasa sakit itu hinggap, entah itu sakit karena penyakit ata sakit hati karena disakiti sesama, manusia bisa bertindak untuk mengobati. Tetapi ada keadaan pada satu titik kehidupan di mana sikap pasrah menjadi yang terutama. Yakni ketika keadaan tubuh melemah, bergerak pun susah. Sikap pasrah menepis beban yang dirasa oleh tubuh dan menyerahkannya kepada Yang Maha Kuasa. Nyatanya hal ini membuat tubuh merasa ringan dan membiarkan Allah dengan tangan-tanganNya mengobati tubuh, membuang rasa sakit, pilu, dan perih.

وَإِذَا مَرِضْ فَهُوَ يَشْفِينِ
Wa'iza maridhlu fahuwa yasyfini
"Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku"
(As Syu'ara 80)


Wassalamu'alaikum